Acil Setuju Pengaturan Jam Operasional Hiburan Malam
Alasannya, menurut Acil, tempat hiburan malam yang identik dengan modernisasi, secara perlahan akan ditinggalkan. Sehingga, dengan pemerblakuan jam malam, pemuda di Kota Kembang ini nantinya akan berpaling pada tempat-tempat kebudayaan.(Baca: Aturan Baru, Tak Boleh Telat Nongkrong di Bandung)
"Saya setuju dengan imbauan polisi. Nantinya, anak muda ikut melestarikan budaya," ujarnya Saat dimintai komentar mengenai pembatasan jam operasional hiburan malam, Rabu, 26 Februari 2014. Acil mengatakan, apalagi jika meilhat kebudayaan sunda yang saat ini semakin mengkhawatirkan.
Dia pun mengimbau, agar warga Kota Bandung sementara ini harus bersabar. "Mau bagaimana lagi, jika imbauan itu datang dari kepolisian, berarti sebuah kebaikan," kata dia. Budayawan Kota Bandung ini menambahkan, dirinya justru merasa khawatir jika pembatasan operasional tempat hiburan malam ini dihapuskan.
Sebab menurutnya, selain mengikis budaya lokal, orang-orang dengan kondisi mabuk kerap mengancam pengendara bermotor di malam hari. "Tujuan polisi kan membuat kota ini tertib dan nyaman," ujar Acil.
Apalagi seorang budayawan, kata Acil, merupakan profesi yang harus memahami imbauan kepolisian. Dia pun menyangkal jika pembatasan waktu operasional ini, dapat mengurung kreatifitas musisi di Bandung yang kerap manggung hingga tengah malam. Seniman, harus dapat mempoisiskan diri dengan keadaan, katanya.(tpo)

Tidak ada komentar: